Senin, 09 Oktober 2017

Ketika Aku Harus Melupakan Mu

Melupakanmu

Kamu hadir dalam hidupku begitu saja.
Tidak direncanakan oleh siapapun,
tidak dipaksakan oleh siapapun,
dan tanpa petunjuk apapun.

Kita bertemu begitu saja.
Kamu muncul di hatiku pun begitu saja.
Tidak pernah aku rencanakan,
tidak pernah aku dipaksakan,
dan tanpa petunjuk apapun.

Tiba-tiba aku menyadari bahwa aku sedang jatuh hati kepadamu.
Semuanya terjadi begitu saja, mengalir.


Aku Belum Mampu Melupakanmu

Kamu memang bukan siapa-siapa.
Hanya seorang manusia dengan seribu kesederhanaan.
Tapi aku seperti bertemu dengan seseorang yang kuimpikan selama ini.
Sosok yang membuat aku merasa tenang.
Sosok yang membuat aku percaya, cinta itu nyata.

Kamu membuat aku percaya dengan cinta.
Tidak hanya itu,
bahkan kamu membuat aku merasakannya.


You're my special one

Namun kini aku diberikan pilihan untuk melupakanmu.
Pilihan yang terlontar sendiri dari bibirmu beberapa waktu yang lalu.

Mungkin aku memang bukan siapa-siapa bagimu,
menjadi kekasihku pun tidak pernah.
Cuma aku saja yang selalu merasa.
Sekarang kamu tidak pernah meneduhi hatiku saat pagi dan menyelimuti hatiku saat malam.
Namun aku selalu merasakannya...
mengharapkannya.
Berharap yang aku harapkan ini nyata,
kamu bersedia menjadi teduh dan selimut hatiku.


Inilah kasih tak sampai.

Saat ini,
aku sedang mengingatmu.
Masih seperti biasa.
Tidak ada yang berkurang dari hatiku untukmu.

Dan seperti yang aku katakan,
kalau kamu memang harus aku lupakan kelak,
aku ingin semuanya terjadi begitu saja.
Bukan karena direncanakan,
dipaksakan,
ataupun diberi petunjuk terlebih dahulu.

Semuanya mengalir begitu saja,
seperti tetesan embun yang mengalir di pucuk daun teh, sampai akhirnya ia mengalir pada ujung daun tersebut...
dan menetes ke tanah. Hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar