Sabtu, 14 Oktober 2017

Keegoisan Ku

Dulu sekali aku berjumpa dengan mu. Di dalam pekatnya malam, kita sempat berbicara,tertawa hingga menjadi "Kita".
Bermula dari kamu yang patah hati dan aku pun merasakan itu. Hari demi hari kita semakin menyatu dan semakin saling keterhantungan. Entah dengan bagaimana semakin kuat rasa ini untuk mu. Tanpa ku sadari kamu telah berada jauh dihatiku. Hari demi hari kita jalani, ada 1 titik dimana kita saling menangis terharu, saling berpelukan saat tepat dihari lahirmu. Masih teringat jelas saat itu. Tapi semua berubah saat ku tau kau jalan dengan sesorang yang telah mengisi hatimu. Dan aku tetap ada di saat kamu butuhkan. Berulang kali tapi aku tetap stay di kamu saat kau memerlukan aku. Selalu begitu hingga akhirnya aku menyerah dengan keadaan. Ego ku kian meninggi seakan kamu tak lagi mengenaliku lagi. Hingga aku pergi meninggalkan luka dihatimu. Lama sudah kita tak bersua bahkan saling kabar. Ternyata kau sudah bahagia dengan orang lain, dan aku pun sama. Hingga aku dapatkan lagi kabarmu. Rasa ini tetap menjadi milik mu. Dan masih seperti 8 tahun yang lalu. Ku coba buang jauh rasa itu dengan menggantinya tapi rasa itu tetap ada. Kadang penyesalan datang melanda seandainya dulu ku redam amarahku. Ku paksa sabarku menghadapi mu. Ku kurangi keegoisan ku, mungkin kini kita bersatu. Saling berbagi keluh kesah dan aku selalu ada buat mu setiap hari. Selalu ada di depan matamu saat kau bangun tidur. Mendampingi mu pada saat kau buntu menemukan ide menulis. 1 hal yang aku tak bisa lagi meneruskan untuk mengingatkan mu selalu menulis. Tapi aku yakin kamu bisa untuk terus menulis, apalagi sekarang itu sudah menjadi hobi dan pekerjaan mu. Jadi tiada guna lagi aku untukmu.
# Semoga kau temukan sesorang yang bisa membuatmu terus menulis #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar